Perbandingan Antara Teori Ekonomi Monetarisme dan Keynesian dalam Perspektif Indonesia


Pertarungan antara teori ekonomi monetarisme dan Keynesian masih menjadi topik yang hangat dalam dunia ekonomi, termasuk di Indonesia. Dua teori ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengatasi masalah ekonomi, namun keduanya memiliki pengaruh yang besar terhadap kebijakan ekonomi suatu negara.

Teori monetarisme, yang dipopulerkan oleh ekonom ternama Milton Friedman, menekankan pentingnya pengendalian jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Menurut Friedman, inflasi terjadi ketika terlalu banyak uang beredar dan solusinya adalah dengan mengendalikan pertumbuhan uang. Dalam konteks Indonesia, teori monetarisme dapat dilihat dalam kebijakan Bank Indonesia yang fokus pada inflasi dan nilai tukar rupiah.

Di sisi lain, teori Keynesian yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes menekankan peran pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi, terutama dalam mengatasi resesi dan pengangguran. Keynes berpendapat bahwa pemerintah harus mengambil langkah-langkah stimulatif seperti meningkatkan belanja publik atau menurunkan suku bunga untuk menggerakkan perekonomian. Dalam konteks Indonesia, kebijakan stimulus pemerintah selama pandemi COVID-19 dapat dikategorikan sebagai penerapan teori Keynesian.

Namun, dalam praktiknya, Indonesia cenderung menggabungkan kedua teori ini dalam merumuskan kebijakan ekonomi. Menurut ekonom senior Aviliani, “Tidak bisa hanya mengandalkan satu teori saja, kita perlu melihat kondisi riil perekonomian dan menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan.” Hal ini juga diamini oleh ekonom lainnya seperti Faisal Basri yang menekankan pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi dinamika ekonomi.

Dalam jangka panjang, perbandingan antara teori ekonomi monetarisme dan Keynesian dalam perspektif Indonesia tetap menjadi perdebatan yang menarik. Kedua teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, namun pada akhirnya yang terpenting adalah bagaimana kebijakan ekonomi yang diambil dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ekonom senior Chatib Basri, “Yang terpenting bukanlah memilih antara monetarisme atau Keynesian, tapi bagaimana kebijakan yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.”

Dengan demikian, Indonesia perlu terus mengembangkan kebijakan ekonomi yang berbasis pada analisis mendalam terhadap kondisi perekonomian dan mengambil yang terbaik dari kedua teori tersebut untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa