Perkembangan jenis ekonomi syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya prinsip syariah dalam bertransaksi, sektor ekonomi syariah kini semakin diminati.
Menurut Dr. H. Ahmad Juwaini, M.Si., seorang pakar ekonomi syariah dari Universitas Indonesia, “Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tidak hanya terlihat dari jumlah lembaga keuangan syariah yang semakin bertambah, tetapi juga dari diversifikasi produk-produk keuangan syariah yang semakin berkembang.”
Pada tahun 2020, Bank Indonesia merilis data yang menunjukkan bahwa total aset perbankan syariah di Indonesia mencapai Rp 586,74 triliun, meningkat 14,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap ekonomi syariah terus meningkat.
Dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com, Siti Chalimah Fadjri, Ketua Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), menyatakan, “Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia merupakan cermin dari kebutuhan masyarakat akan sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.”
Namun, meskipun perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tergolong positif, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah rendahnya literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hanya sekitar 3 persen dari total populasi Indonesia yang menggunakan produk keuangan syariah.
Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih besar dari pemerintah, lembaga keuangan syariah, dan masyarakat untuk terus meningkatkan pemahaman dan minat terhadap ekonomi syariah di Indonesia. Dengan begitu, potensi ekonomi syariah sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.